01 July 2013

Maafkan Aku Rekan-rekanku

Beginilah yang terjadi menjadi seorang pimpinan instan.. Saat aku belum berfikir bahwa aku akan memiliki rekan-rekan kerja hatiku cukup tenang.. Saat ada bawahan yang harus aku bimbing dan sejahterakan, disitulah aku tertantang untuk tak lagi memikirkan diri sendiri.. Ada bawahan yang seharusnya menjadi tanggung jawabku meski mereka bukan inginku. Aku bahagia saat semua berjalan seharusnya.. sempat aku berfikir mungkin saat inilah waktunya aku belajar memimpin orang lain.. aku bahagia saat memberi mereka gaji pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.. aku juga bahagia dalam bimbinganku bahwa mereka bisa selayaknya bekerja dengan penuh keakraban bahkan ada yang menilai kepribadianku baik dimatanya.. Aku tak pernah berharap ada sesuatu hal yang tak menyenangkan dan lebih-lebih aku juga harus menjaga diriku dan kehormatan kami karena aku membimbing para perempuan.
Sekarang keputusan berat menanti.. Bulan Ramadhan ini memaksa aku memutuskan hal yang kurang menyenangkan dari pimpinan tertinggi perusahaan, aku harus memberhentikan sementara para karyawan bulan ini.. Berat memang, karena hampir dalam hari-hariku aku melihat mereka sudah sangat nyaman bekerja bersamaku. Aku tak mau mendengar keluh kecewa mereka karena aku pasti akan tahu sedihnya.
Rekan kerjaku.. Aku mohon maaf, disini aku tak memiliki kendali penuh perusahaan, keputusan ini sungguh sangat berat.. Semoga kalian mengerti.. Semoga nanti aku bisa punya perusahaan sendiri, biar aku bisa membuat keputusan yang bijaksana.. Jika kalian ikut bersamaku insya Allah aku akan berlaku adil dan hormat.. Sabar dulu ya rekan-rekanku, insya Allah kita bisa bekerja dengan lancar bulan depan bersama-sama.
Amiin...