Kita ngobrol sampai hampir larut malam, pembicaraan kami cukup nyambung karena biasanya kalo gak nyambung dia malah pergi. Banyak obrolan yang dia tuturkan dan aku menyimak semuanya baik-baik, saat dimintai pendapat aku langsung respon seadanya, bahkan beberapa arsip pribadiku dia baca dan dia tulis.
Itu mungkin saja sesuatu yang ku harapkan, kebersamaan bareng Cimut adalah bagian dari keindahan. Namun pada intinya aku tetap merasa konyol, kenapa aku harus merasakan menyukai dirinya, cukup jauh untuk membandingkan dari beberapa sisi. Ah..,pertarungan perasaan ini masih berkecamuk.
Aku hanya berharap aku dapat menjadi seseorang yang baik dan salah satunya menjadi orang yang baik untuk Cimut, aku sudah berjanji dalam hati untuk menjadi teman baiknya, apapun yang sekiranya bisa membantu kesulitannya aku akan coba untuk memberikan solusinya.
Cimut, seperti yang ku catat di blog ini sebelumnya.. Kamu itu gak begitu cantik lho, tapi kamu itu imut. Sebelumnya kamu bilang kamu itu cantik tapi malam tadi kamu sendiri yang bilang "aku gak cantik tapi aku ini imut" hahaha.. Dalam hatiku aku bergumam " baru nyadar yaa.. " wkwkwk.. Ternyata tanpa aku harus bilang, dia merasakan sendiri apa yang sebenarnya dia miliki. Aku tahu bahwa penilaian itu bukan lahir dari diri tapi lahir dari kejujuran penilaian orang.
Cimut, aku mohon jika ini adalah pertemanan yang baik jadikan aku juga sahabatmu ya.. Karena aku tak pernah memiliki sahabat sebelumnya. Aku merasa ditinggalkan saat aku jatuh. Dan sebagai teman yang baik, aku ingin pertemanan kita menumbuhkan hal positif seperti yang selalu aku harapkan ingin mengembalikan keimanan yang sempat kuat dalam jiwa, aku rajin shalat, puasa, shodaqoh, dan lainnya.. dan sungguh akan sangat bahagia jika aku bisa melakukannya bareng kamu.
No comments:
Post a Comment
Gunakan bahasa yang sopan